Kamis, 02 Mei 2013

Pendidikan Haruslah Mengubah

Di pagi yang dingin ini, sambil menyeruput secangkir teh kejayaan. Tiba-tiba saya ingat lagu Umar Bakri yang dipopulerkan Iwan Fals dulu. Dari lagu tersebut, saya mendapat gambaran tentang bagaimana guru di zaman dulu. Intinya guru zaman dulu itu hebat-hebat, bisa menciptakan seseorang menjadi profesor, doktor, dokter, dan sebagainyalah, pokoknya yang hebat-hebat. Sekalipun
kondisi mereka belum bisa dikatakan layak pada zaman dulu, yang mana maksud layak disini seperti gajinya belum sepadan dengan apa yang mereka upayakan untuk pendidikan.

Di pagi ini juga, saya browsing di youtube, saya berniat ingin menemukan sebuah lagu yang diciptakan dan dipopulerkan Bruno Mars, yang berjudul Grenade. Niatnya memang mau mendengar lagu itu, tapi  yang menariknya adalah secara tidak langsung dibawahnya saya menemukan lagu yang sama namun liriknya berbeda, penyanyinya juga berbeda, seorang bocah hitam manis yang sangat cool dalam menyanyikan lagunya dengan covernya Grenade, dia dan liriknya sangat menginspirasi, penasaran? Silahkan cek disini :

http://www.youtube.com/watch?v=4hotPDAZKa0

Gimana? Paten punya kan? hehehehe..

Dari lagu itu, saya berpikir dan menyimpulkan bahwa pendidikan itu dibutuhkan semua orang, apaun latar belakangnya. Dengan pendidikan bisa mengubah dari yang tadinya tidak tahu, menjadi tahu dan paham akan ilmu yang dipelajari. Dengan pendidikan kita bisa memahami bagaimana kita harus bersosialisasi, bagaimana kita bersikap yang sesuai dengan tata krama yang berlaku, serta berperilaku antar sesama. Dengan pendidikan juga bisa mengubah mentalitas yang rata-rata, menjadi mentalitas yang diatas rata-rata, atau mentalitas juara. Dengan pendidikan juga, setiap individu yang merasakan prosesnya, tentu akan mempunyai pikiran untuk kedepannya, entah itu karir, atau apapun master plan yang terbayangkan, yang pasti itulah yang terbaik untuk individu yang mengalami proses pendidikan.

Pendidikan merupakan sarana utama untuk memuliakan individu, dengan adanya pendidikan dapat menciptakan perubahan yang signifikan terhadap sebuah peradaban bangsa dan negara. Karena dengan pendidikan harkat dan martabat bang seharusnya bisa tegak dan selaras. Namun sekarang ini, dunia pendidikan di negeri ini terkesan seperti "main sabun", entah sengaja atau tidak, seakan-akan karakter bangsa ini terwakili pada apa yang dialami dunia pendidikan saat ini. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi, dan tidak berdampak sistemik pada tatanan pendidikan yang ada, mulai dari stake holder hingga pada hierarki terbawah yaitu peserta didik.

Pendidikan merupakan proses yang panjang, proses yang bukan semalam suntuk sudah jadi, namun proses itu terbentuk secara perlahan namun pasti. Mungkin saja seorang peserta didik itu pintar dalam akademisnya, namun kurang baik dalam perilakunya, atau sebaliknya yang mana seorang peserta didik itu akademisnya kurang bagus, namun dia tahu bagaimana bersikap pada orang serta berperilaku dengan baik pada setiap orang, atau yang lebih uniknya lagi kurang bagus dalam akademis, serta kurang bagus juga dalam perilakunya.

Dalam proses pendidikan, tentunya bukan hanya guru saja yang harus terlibat dalam proses memanusiakan manusia ini, namun juga keluarga dan orang tua dari peserta didik haruslah terlibat, karena mereka mempunyai peran yang vital juga dalam proses pertumbuhan dan pembentukan mentalitas peserta didik, serta menjadi kawah candradimuka pertama peserta didik belajar akan kehidupan sosial masyarakatnya. Orang tua dan keluarga peserta didik haruslah memberikan teladan yang baik yang menjadi inspirasi untuk peserta didik agar melakukan hal serupa dan melakukannya lebih baik lagi, bukan menjadi penghambat dalam proses pendidikan.

Stake Holder juga harus memberikan panutan yang baik, jangan hanya menteri saja yang jadi kambing hitam, semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan haruslah sinergis demi perubahan dan kemajuan bangsa. Dengan menunjukan hasil konkrit pada pembenahan sistem yang ada saat ini serta perbaikan karakter dan mentalitas semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, terutama pihak yang ada "diatas", bukanlah hal mustahil sebuah prestasi kecil, yang dibarangi dengan kedamaian dan kerukunan antar suku, ras, dan ummat beragama yang ada di bumi Ibu Pertiwi ini dapat terwujud, selama masih ada usaha yang dilakukan secara bersama untuk perbaikan, pastilah ada jalan untuk mewujudkan kebaikan itu untuk bangsa dan negara.

Dari tulisan sederhana ini, penulis mengajak marilah kita semua menjadi pendidik dengan karakter yang baik dalam membangun setiap hal baik yang kita temui serta alami, walaupun itu kecil adanya, maksimalkanlah. Jadilah masing-masing dari diri kita semua pribadi-pribadi yang anggun dan mulia dengan mengedepankan naluri berbagi, bukan naluri menguasai, paling tidak berbagi dengan senyuman saja sudah merupakan kebahagiaan bathin tersendiri bagi sesama. Karena masa depan bangsa kita itu bukan hanya ada pada kita, namun pada generasi selanjutnya.

Panjang umur para gadis, yang sederhana nan elok. Panjang umur para ibunda, yang lembut dan penuh cinta, jujur, dan pekerja keras dalam mendidik anak-anaknya yang akan jadi pendidik selanjutnya. Enyahlah kesedihan, enyahlah kebencian, enyahlah kejahatan, dan siapapun yang anti perkumpulan mahasiswa yang bergerak untuk kebaikan, dan juga mereka yang mencemooh kami. Semoga kebenaran dan kejujuran tercapai, tumbuh bersama perkumpulan kita, dan tanah air kita akan sejahtera. Mari kita bersenang-senang, selagi masih muda dengan pencapaian yang bermanfaat untuk bangsa dan negara, setelah masa muda yang penuh keceriaan, ada masa tua yang penuh kesukaran, dan tanah akan menguasai kita.

Selamat Hari Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar