Kamis, 09 Mei 2013

Gerhana : Ditakuti atau Dihormati?



"Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang Terbaik untukmu! Dan karena itulah, Qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya."

"Jalaludin Rumi"



Dahulu kala ketika saya kecil ada cerita yang sebenarnya membuat saya biungung pada kejadian gerhana matahari ini, waktu itu seorang tetangga bilang, pada malam gerhana matahari atau bulan harus ngumpet dibawah tempat tidur, jika tidak bisa meninggal atau bagi ibu hamil janionnya bisa keguguran. Dalam benak saya jika di istilahkan dalam bahasa sekarang saya berkata "what the hell you say!". Tapi berhubung dia orang yang tua, saya tidak berkata sepertio itu, saya hanya berkata sewajarnya anak kecil bertanya. Memang apa hubungannya? Dan dia berkata lagi, katanya dari orang zaman dulu bilangnya begitu. Saya tanya lagi dia, memang ada buktinya kalau seperti itu bisa ga meninggal? Terus ada buktinya juga ga kalau yang ga nurutin perintah itu ada yang meninggal? Diapun diam, dan dia sendiri juga jawab ga tau.

Baiklah, ternyata pola pikir masyarakat kita pada tahun 1997-1999 itu mungkin masih bisa dikategorikan primitif dalam ukuran pemahaman atas spiritual maupun religiusitasnya. Sebenarnya saya bingung juga pada saat itu kenapa kondisinya seprihatin itu. Akhirnya saya baca buku lagi, kebetulan buku yang saya baca waktu itu tentang Walisongo, sembilan ulama yang berdakwah untuk agama Islam. Salah satu sunan yang membuat saya terkesan adalah Sunan Kalijaga, dimana dia berdakwah dengan cara menggunakan wayang dan mengubah lakon dengan tujuan untuk menyiarkan agama Islam. Kemudian memberlakukan syarat yaitu sebelum menonton pertunjukan yang digelar olehnya, maka penontonnya diwajibkan untuk membaca 2 kalimat syahadat.

Setelah baca buku itu, entah apa judulnya, yang jelas itu buku cerita, dan saya lupa penrbit dan pengarangnya siapa dan dimana. Jika dilihat pada zaman sekarang, pemahaman yang salah ini masih ada saja ditemui. Dakwah ulama zaman dulu belum usai, guys! Terakhir kali ada fenomena seorang ustadz seleb meninggal dan kemudian ada oknum yang mengambil tanah kuburannya karena menganggap tanah itu merupakan berkah dari Tuhan. Tuhan tidak pernah menyebutkan dalam kitabnya maupun riwayat hadis yang dirawikan oleh berbagai orang yang menyaksikannya, tidak ada hal-hal yang seperti itu.

Terkait dengan hal tersebut, sebagai seorang manusia yang mempunyai Iman dan Taqwa serta mempunyai Jiwa dan Pekerti yang luhur, seharusnya kita menjadikan agama sebagai tuntunan, cukuplah kejadian di masa lampau menjadi tontonan agar yang buruk tidak terulang kembali. Demikian juga dengan adanya gerhana matahari yang diramalkan akan terjadi besok Jum'at. Adapun fenomena yang lebih dikenal dengan gerhana matahari ini akan sangat jelas terlihat di beberapa tempat di muka bumi ini seperti di Australia, Samudera Pasifik bagian Selatan, selain itu Asia Tengah, Australia Barat, Eropa Timur dan beberapa negara Afrika juga akan menjadi saksi dari hadirnya gerhana yang sangat langka ini. Namun, bedanya di tempat ini, gerhana akan terlihat sebagian saja pada 24 Mei.Gerhana matahari ini sendiri diyakini akan menjadi gerhana sempurna. Hal ini dikarenakan hampir 95 persen matahari akan ditutup sepenuhnya oleh bulan yang melintas tepat di antara matahari dan bumi. Lakukan saja apa yang diriwayatkan Rasulullah SAW, yaitu berdo'a dan sholatlah.  

Dari Abu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata : Rasulullah SAW bersabda :
 “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kebesaran Allah, di mana Allah menakuti hamba-Nya. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang manusia, akan tetapi keduanya merupakan dua tanda kebesaran Allah, apabila kamu menyaksikannya, maka laksanakan sholat dan berdoalah kepada Allah sehingga dikembalikan kembali oleh Allah” 
(HR Bukhari dan Muslim, nas ini lafaz Muslim 4/463 hadits nomor 1516)

Masih percaya sama yang namanya mitos? Masih percaya apa kata orang dulu yang tidak logis? Masih percaya sama Eyang Subur? Eh, maaf salah. Maka dari itulah,  coba sedikit berpikir lebih jernih lagi pada apa yang tersebar dimasyarakat kita, karena apa yang kita dapatkan dari omongan orang itu belum tentu benar adanya sebelum kita melakukan konfirmasi atas kebenaran informasi yang didapatkan dari orang lain. Karena dengan melakukan hal tersebut, bisa menghindari diri kita dari kesesatan dan ketidakbenaran atas kabar yang beredar. Namun banyak juga yang menilai gerhana dengan menggunakan mata, bukannya hati, dimana manusia menilai kejadian yang berlaku hanya dengan kacamata yang seakan-akan tanpa menoleh ke sisi syar’i. Mereka melihatnya dengan pandangan sekadar fenomena alam, tanpa melihat siapa yang menakdirkannya dan apa tujuannya.

Kita memang harus menghormati pada apa yang dibilang sama orang dulu, namun dengan membuktikan kebenaran itulah kita dapat menghilangkan anggapan dan ketakutan yang berlebihan dalam masyarakat kita, secara gitu.. udah 2013, udah zamannya IPhone 5 nich masih aja cari jajanannya ke yang ga jelas, yang ga ada wujudnya, atau yang wujudnya abstrak. Jangan deh, bahaya! Nanti musyrik jatuhnya. Mempercayai kepercayaan seperti itu bisa berdampak pada kesyirikan kepada-Nya.Mari sama-sama kita jadikan gerhana ini sebagai sarana untuk memohon ampun dan bertaubat, dan memohoin agar diri kita senantiasa diberikan perlindungan Oleh-Nya.



0 komentar:

Posting Komentar