Kamis, 04 Juni 2020

Normal Baru: Runtuhnya Ilusi Kemewahan dan Bangkitnya Ekonomi Masyarakat

Normal baru setelah pandemi adalah sebuah penantian bagi setiap orang setelah pandemi corona berakhir. Setelah pandemi menyebar ke seluruh dunia sejak bulan Januari 2020 lalu, dunia menjadi abnormal. Semua kegiatan menjadi terbalik. Bekerja dari rumah yang sebelumnya rata-rata mayoritas orang bekerja di kantor. Belajar dari rumah yang rata-ata banyak orang lakukan  sebelumnya di sekolah dan kampus. Beribadah dari rumah yang rata-rata banyak orang lakukan sebelumnya di rumah ibadah masing-masing agama dan kepercayaan. Menjaga jarak interaksi sosial dengan teman dan orang-orang disekitar jika bepergian keluar rumah. Namun setelah semua yang terjadi sampai saat ini, apakah kita sudah siap menyongsong normal baru secara pribadi maupun secara menyeluruh?

Pandemi corona telah mengubah pola hidup manusia di seluruh dunia menjadi lebih baik. Hadirnya virus corona mulai membiasakan manusia untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, berjemur pada saat adanya sinar matahari pagi, menggunakan masker jika hendak pergi ke luar rumah, mengganti baju setelah beraktivitas di luar rumah, mengonsumsi makanan yang mengandung zat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, minum air putih hangat secara rutin sebelum dan sesudah beraktivitas. Semua dilakukan dengan cara sederhana dan disiplin. Tidak mengeluarkan uang yang banyak agar dapat bertahan saat pandemi. Disinilah munculnya pola pikiruntuk menabung dan tidak membelanjakan uang untuk hal yang tidak menjadi prioritas. Uang yang dimiliki telah dipersiapkan untuk bekal bertahan hidup saat masa pandemi.

Hadirnya virus corona juga telah mengubah segala bentuk kegiatan ekonomi. Pabrik yang harusnya beraktivitas produksi barang, terkena imbas harus membatasi produk karena jumlah pekerja harus dikurangi. Bahkan ada pabrik yang tidak bisa beroperasi karena standar operasi pabriknya harus melibatkan seluruh pekerja. Sehingga harus menghadapi konsekuensi merumahkan para pekerja atau memutus hubungan kerja karyawan demi menyelamatkan anggaran perusahaan. Tidak hanya industri padat karya, industri pariwisata juga sangat terpukul atas kondisi saat ini. Contohnya Provinsi Bali yang mata pencarian mayoritas masyarakatnya berasal dari industri pariwisata, bulan Maret 2020 mengalami penurunan drastis terhadap jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Restoran disana ada yang tutup sampai waktu yang tidak ditentukan dan ada yang bangkrut. Ada  juga Restoran yang tetap beroperasi dengan jumlah karyawan seadanya karena penjualan harian jauh dari target seperti biasanya serta harus menempuh konsekuensi merumahkan sebagian besar karyawan. Pemutusan hubungan kerja juga terjadi pada sektor ritel, jasa transportasi darat dan udara.

Lumpuhnya kegiatan ekonomi juga membuat gaya hidup sebagian masyarakat berubah. Dari yang sebelumnya rela memaksakan diri untuk mengeluarkan uang banyak terhadap suatu barang dari merek ternama untuk bermewah-mewahan dengan tujuan meningkatkan reputasi sosial, kini hanya dapat membuat video dari dapur rumah untuk menciptakan sebuah minuman dari resep kopi kekinian yang berasal dari negeri gingseng yang sudah tersebar luas. Munculnya kembali es krim premium yang pernah mengguncang isi dompet banyak orang serta hadirnya cemilan kukis krim yang dibalut dengan merek fesyen ternama yang harganya tidak masuk akal karena besar biaya kirim untuk impor dan efek harga mahal karena dijual secara lelang karena sebagian penjual yang menjual barangnya dengan cara lelang merupakan contoh mulai runtuhnya kesan mewah dari sebuah produk. Ditambah lagi dengan kondisi pada saat pandemi, orang akan berpikir lebih keras dan cenderung tidak bahagia ketika uangnya tinggal sedikit untuk hanya sekedar mewujudkan ilusi hiperrealitas yang telah tercipta dari sebuah kemewahan.

Hiperrealitas adalah konsep yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard dalam bukunya yang berjudul Simulacra. Sebuah konsep dimana realitas yang dalam konstruksinya tidak bisa dilepaskan dari produksi dan permainan tanda-tanda/simbol-simbol yang melampaui realitas aslinya. Kemewahan yang disajikan hanyalah sebuah ilusi, tidak kekal dan tidak abadi. Es krim dan kukis krim premium dengan harga yang fantastis tadi tidaklah lebih berharga dari kebutuhan untuk bertahan hidup. Dimana saat ini untuk memperjuangkan kehidupan saja kita dipaksa berdamai dengan virus Corona agar roda perekonomian berputar. Kebutuhan-kebutuhan hiperrealita yang tidak lagi diprioritaskan itu yang menjadi dasar suatu industri yang berbasis hiperrealita akan menurun atau bahkan mati selama periode darurat pandemi ini. Prioritas hidup setiap orang saat ini fokus kepada pemenuhan kebutuhan primer demi keberlangsungan hidup dirinya sendiri dan kehidupan keluarganya.

Normal baru yang akan hadir nantinya mengatur ulang kehidupan manusia. Kondisi abnormal yang terjadi sebelumnya telah menjadikan banyak pelajaran dan perbedaan atas segala aspek kehidupan yang akan dijalankan manusia untuk fase selanjutnya. Ada orang yang kehilangan pendapatan karena pemutusan hubungan kerja dan mulai dari awal lagi untuk berjuang hidup. Ada orang yang kehilangan popularitas dan pengikutnya karena sebuah sensasi dalam membuat konten sebagai cara mendulang uang dari dunia maya serta harus memulai kembali dari awal untuk memperjuangkan kehidupannya dari dalam hotel prodeo. Seolah-olah virus corona hadir seperti seseorang yang sedang menekan tombol atur ulang. Dari pengaturan ulang, nantinya akan terlihat perbedaan sebelum dan sesudah diatur ulang yang kita kenal dan kehendaki sebagai normal baru. Namun, selama masa pandemi juga bentuk kepedulian manuasia sebagai makhluk sosial antara satu dengan lainnya terlihat. Hadirnya donatur untuk menghadapi virus corona, baik dari pengadaan alat-alat yang dibutuhkan tenaga medis hingga yang bergotong-royong menyediakan makanan dan memberikan uang untuk orang-orang yang terkena dampak virus corona. Bantuan mulai bergulir ditengah wabah atas dasar kemanusiaan dan persamaan nasib karena terdampak virus corona. Pemerintah pusat dan daerah juga bergerak untuk memberikan bantuan walaupun dalam pelaksanaannya masih simpang siur karena data penerima bantuan belum diperbaharui sehingga penerima bantuan sosial tidak sesuai yang diajukan oleh pemerintah daerah. Disinilah pemerintah pusat dan daerah harus melakukan evaluasi terhadap pola pikir dan cara lama yang mereka gunakan karena sudah tidak berfungsi dengan baik agar diatur ulang sistem dan pelaksanaan teknisnya. Dari kepedulian antar sesama, perekonomian rakyat mulai bergulir. Bantuan dan donasi yang diberikan antar sesama bermanfaat untuk menyambung hidup menuju fase normal baru. Dalam situasi saat ini hal yang terpenting adalah kita akan bahagia jika bisa membuat orang lain juga bahagia. Jadi bahagia dengan berbagi tanpa menjatuhkan orang lain. Kemudian dengan meluangkan waktu bersama keluarga juga dapat membantu untuk memperoleh kebahagiaan sekaligus menghemat pengeluaran. Sehingga ketika ada dorongan hasrat untuk selalu ingin mendapatkan lebih atau tampil melebihi dari apa yang ada pada kebutuhan orang-orang secara umum karena ilusi kemewahan bisa kita kendalikan dan kebutuhan dasar untuk hidup dapat terpenuhi.

Ketika kebutuhan dasar manusia terhadap kesehatan dan kemandirian keuangan sudah terpenuhi, maka sudah sepantasnya untuk menatap normal baru yang penuh dengan kesadaran diri untuk tetap melindungi diri dan keluarga, melindungi keuangan pribadi dan keluarga, serta menjaga emosi agar tetap sehat dan kondisi tubuh stabil. Dengan stabilnya kebutuhan hidup dan kesehatan, maka akan dapat menciptakan kebahagiaan dari dalam diri dan keluarga. Kebahagiaan akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menyambut normal baru. Karena sampai saat ini vaksin untuk virus corona belum tersedia. Apabila kebutuhan dasar tersebut sudah terpenuhi, maka sudah saatnya untuk membangkitkan perekonomian demi keberlangsungan hidup untuk jangka menengah dan panjang. Kita tidak bisa mengandalkan pendapatan dari satu saluran saja. Apalagi untuk kedepannya iuran asuransi kesehatan dari pemerintah untuk kelas 1 dan 2 sudah dinaikkan kembali. Belum lagi ada pungutan lain dari perusahaan seperti iuran koperasi, tabungan pensiun dan yang terbaru ada peraturan presiden untuk tabungan perumahan rakyat (TAPERA) yang mewajibkan TNI, POLRI, calon PNS, ASN, pegawai BUMN beserta turunan anak usahanya, pegawai BUMD beserta turunan anak usahanya pegawai swasta untuk iuran sebesar 3% (2,5% dari pendapatannya dan 0,5% ditanggung instansi/perusahaannya) setiap bulan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan jika ingin membeli sesuatu yang lebih dari yang kita butuhkan saat memasuki fase normal baru. Maka sebaiknya kita investasikan uang yang ada untuk deposito berjangka 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan, asuransi kesehatan dan perlindungan diri dan keluarga, membeli reksadana dan saham yang kinerjanya tidak terkena dampak pandemi, serta membeli emas untuk menjaga nilai uang agar tidak berdampak pada inflasi. Kemudian juga bisa menambah penghasilan dengan membuka usaha baru yang dapat menghasilkan uang secara perlahan namun pasti seperti berjualan melalui toko daring yang menjual perabot rumah tangga, alat memasak, aksesoris unik, cemilan, makanan instan, makanan cepat saji dan makanan beku. Atau bisa juga dengan membuka usaha baru seperti jasa antar paket secara instan dan kilat dengan nilai tambah mengikuti protokol Covid-19, membuat konser secara virtual, menjadi pembuat konten baik video yang bermanfaat dan tulisan yang nantinya untuk video bisa diunggah pada sebuah kanal dan dapat dimonetasi untuk memperoleh uang apabila banyak yang menonton serta berlangganan kanal kita atau tulisan kita nantinya dimuat pada sebuah situs perusahaan yang menawarkan produk/jasa tertentu, serta memanfaatkan hobi untuk menghasilkan uang. Jika hobi menggambar, maka bisa membuat desain sebuah karakter animasi atau karakter dalam sebuah permainan yang sedang naik daun agar nantinya dapat dilirik perusahaan animasi dan perusahaan permainan. Jika hobi memasak, tentunya bisa menghasilkan uang dengan cepat melalui resep masakan yang diminati banyak orang atau sedang menjadi tren pembicaraan orang banyak di media sosial. Jika hobi mengoleksi suatu benda, pastikan benda itu punya keunikan dan langka. Sehingga dari keunikan dan kelangkaan suatu barang, maka akan menjadi nilai tambah ketika akan dijual kembali kepada kelompok komunitas yang memiliki hobi yang sama.

Kesimpulannya, pandemi ini akan mengubah cara kita semua untuk hidup selama beberapa waktu sampai benar-benar masuk kepada fase normal baru. Pandemi ini akan mengubah kebutuhan dan prioritas kita. Perubahan kebutuhan ini membuat rantai suplai berbagai industri terganggu/terdisrupsi. Sehingga perlu persiapan yang matang dari diri sendiri, baik kesehatan, keuangan dan keselamatan diri beserta keluarga untuk menatap kembali masa depan setelah normal baru yang tidak tahu kapan fase sebenarnya akan dimulai. Dengan kesederhanaan citra diri dan kebutuhan, tetaplah fokus menata hidup yang mapan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kehidupan dunia yang akan masuk kepada normal baru setelah pengaturan ulang dari virus corona untuk kondisi bumi yang lebih sehat, bersih dan sederhana.