Senin, 24 Juni 2013

Ironi Masjid Terminal : Ketika Asa Terbentur Kepentingan

 "Di sini aku merangkai mimpi-mimpi yang berserakan. Kerasnya jalan hidupku akan aku hiasi dengan warna-warni bunga yang aku petik dari petuah dan nasehat. Semangat belajarku akan terus membara seiring helaan nafas ini. Karena aku yakin… AKU PASTI BISA !!!"

Anonim


 Ruangan Kelas Masjid Terminal yang terbuat dari gandengan Container


Tidak banyak dari kita yang benar-benar mengetahui bagaimana buruknya pemerataan kesejahteraan masyarakat di luar sana. Kita sering mendengar realita mengenai masyarakat yang tidak mampu walaupun
hanya selayang pandang. Namun apakah kita telah benar-benar mengetahui apa dan bagaimana hal-hal memilukan tersebut sebenarnya terjadi? Masjid Terminal (MASTER) merupakan salah satu program kerja BEM FEUI Departemen Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang memfokuskan pada kontribusi nyata mahasiswa FEUI dalam bidang pendidikan kepada masyarakat, terutama remaja tingkat SMA yang memiliki kesulitan finansial sedangkan anak itu hendak menempuh ujian masuk Perguruan Tinggi. Penjaringan peserta didik program Master ini bekerja sama dengan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Tujuan diadakannya Master adalah untuk mengubah paradigma kepada kaum marginal bahwa dengan finansial yang terbatas mereka tetap dapat menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Dengan membantu mereka untuk dapat diterima di Perguruan Tinggi idaman, pihak yang terkait dan juga pihak yang telah memberikan kebahagiaan dan secercah harapan kepada mereka, serta membantu melahirkan calon pemimpin-pemimpin baru untuk generasi yang akan datang. Mereka secara tidak langsung akan membantu meningkatkan taraf hidupnya yang akan berimbas kepada keturunannya di masa depan. Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat juga dapat diraih secara berlanjut dan berkesinambungan.

Mekanisme dari kegiatan ini yang pertama adalah perekrutan Sumber Daya Manusia yang akan bertanggung jawab dengan kegiatan Master yang terdiri dari mahasiswa FEUI. SDM yang digunakan terbagi menjadi dua bagian, yaitu mereka yang mengurusi segala kegiatan/ kebutuhan operasional seperti Humas, Biro Dana, Materi, Kestari, ataupun Konsumsi dan mereka yang menjadi staf pengajar. Staf pengajar pun adalah mereka yang mendaftarkan diri dengan cuma-cuma dan bersedia tidak menerima imbalan atas jasa yang telah dikerahkannya. Setelah itu penjaringan peserta didik juga dilakukan. Tahap selanjutnya adalah kegiatan mengajar intensif yang biasanya dilakukan di Masjid Terminal Depok. Tidak hanya kegiatan belajar, kegiatan ini meliputi usaha pembiayaan segala urusan pendaftaran dan pembelian formulir masuk Perguruan Tinggi. Dengan harapan agar peserta didik diterima masuk ke salah satu Perguruan Tinggi pilihannya, Master juga akan membantu mereka dalam hal pembiayaan kuliah per semesternya hingga lulus. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Master membantu dengan cara mencarikan dosen yang akan menjadi orangtua asuh, bantuan pihak Dekanat, dan melalui divisi Kesejahteraan Mahasiswa dari Fakultas di mana anak itu diterima.

A. Sejarah dan Perkembangan MASTER

Sekolah MASTER atau Sekolah Masjid Terminal didirikan pada tahun 2000 akan tetapi pembelajaran baru bisa berjalan sekitar tahun 2002. Pendirian sekolah gratis itu berawal dari keprihatinan Nurrohim akan nasib para anak jalanan di sekitar terminal Depok yang tak tersentuh pendidikan karena keterbatasan yang ada pada mereka. Pria kelahiran Tegal pada 3 juli 1971 yang sempat mengenyam pendidikan formal sampai D-3 ini, tergugah ketika  dia melihat banyaknya anak-anak usia sekolah, remaja dan pemuda yang tidak bersekolah berkeliaran di terminal dan sekitarya. Nurrohim beruntung memiliki modal untuk membuka usaha warung tegal (warteg) di pasar dan terminal. Pasca  krisis moneter 1998 dia turut merasakan dampaknya, dari 20 warteg miliknya, tinggal empat warung yang tersisa. Ketika itu terjadi pengangguran di mana-mana, termasuk di Terminal Depok. Anak-anak yang orang tuanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) terpaksa putus sekolah. Sebagian lagi telantar di jalanan.

Dia berinisiatif menyelamatkan masa depan anak-anak korban krisis ekonomi ini dengan mendirikan lembaga pendidikan. Ketika itu dia berkenalan dengan empat sarjana di Masjid Al Muttaqien yang terletak di Terminal Depok. Bersama mereka kemudian pelan-pelan mengumpulkan  orang yang ingin belajar. Lima orang ini kemudian membagi tugas mengembangkan menjadi PKBM Bina Insan Mandiri, tujuannya menampung mereka yang tidak mampu mendapat pendidikan yang layak. Kini PKBM Bina Insan Mandiri memiliki 18 pengurus inti dan 60 sukarelawan tetap. Sekolah dengan  luas tanah sekitar 6.000 meter 12 ruang kelas sebagian besar semi permanen, sebagian menempati bekas kontainer memiliki sekitar 2.000 siswa. Pihak sekolah juga menyediakan ruangan untuk tidur bagi 200 anak yang tidak memiliki tempat tinggal.
 
Bermula dari pengajaran yang dilakukan di masjid terminal Depok, kini di sekitar masjid tersebut sudah didirikan beberapa ruang kelas nonpermanen untuk kegiatan belajar mengajar dari bantuan beberapa donatur. Dengan motivasi yang kuat untuk  membentuk masyarakat yang cerdas, mandiri, kreatif dan berbudi pekerti  yang luhur PKBM Bina Insan Mandiri memberikan pendidikan gratis bagi para dhu'afa melalui pendidikan kesetaraan. Tercatat 1200 warga belajar yang sedang mengenyam pendidikan di PKBM Bina Insan Mandiri, mereka begitu  antusias untuk mendapatkan hak-hak pendidikannya yang selama ini terabaikan. Kehadiran PKBM Bina Insan Mandiri telah menyelamatkan pendidikan siswa-siswi yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikannya.dasar dan menengah.

Dengan kerendahan hati PKBM Bina Insan Mandiri berusaha mengajak instansi yang memilki kepedulian terhadap pendidikan anak bangsa untuk bermitra demi mencerdaskan anak bangsa. Suasana belajar di Sekolah Masjid Terminal sangat berbeda dengan sekolah umum lainnya. Sekolah Masjid Terminal atau yang lebih dikenal dengan singkatan Master ini adalah sekolah gratis yang memang diperuntukkan  bagi anak-anak dari keluarga dhuafa. Tak heran banyak anak-anak yang bersekolah adalah anak-anak jalanan atau anak-anak terminal yang sering kali sulit diatur. Sekolah Masjid Terminal Depok atau yang bernama resmi  Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Depok ini mengajarkan program Paket A, paket B dan Paket C mulai dari TK, SD, SMP dan SMA, serta berbagai kursus secara gratis kepada masyarakat.

B. Pencapaian MASTER

 Keberhasilan yang telah dicapai oleh MASTER adalah sebagai berikut :
  • Membangun kesadaran tentang pendidikan bagi anak-anak jalanan
  • Membuka akses kepada masyarakat (khususnya masyarakat kelompok marginal) dalam bidang pendidikan dan kesehatan
  • Memberikan pelayanan advokasi dalam bidang kesehatan, membuka lapang pekerjaan mikro disekitar sekolah MASTER
  • Beberapa kali perwakilan siswa PKBM Bina Insan Mandiri menyabet juara olimpiade matematika tingkat Depok, sampai Provinsi Jawa Barat
  • Film dokumenter berjudul “Sekolah Master, Sekolah Anak Jalanan”,  juga yang menjadi finalis kompetisi Eagle Award.
Pihak-pihak yang telah mendukung MASTER : ANTAM, Bank Permata, Tupperware, World Education, UNHCR, Sampoerna Foundation, Hope For Our Children, Alcatel Lution, dan lain sebagainya.

C. Tantangan MASTER : Ketika Asa Terbentur Kepentingan

Saat ini sekolah yang letaknya di Jalan Margonda no. 58 Terminal Terpadu Depok itu terancam digusur. Beberapa waktu lalu, Rohim, pemilik sebagian tanah dari MASTER, didatangi pihak pemerintah bahwa areal yang ditempati oleh yayasannya itu akan dijadikan perluasan terminal.. Jika dilihat dari posisinya, Masjid Terminal memang terletak di posisi yang sangat strategis untuk dijadikan lahan bisnis kota Depok. Akan tetapi sebenarnya sebagian wilayah tanah Masjid Terminal sebenarnya adalah tanah wakaf meskipun beberapa wilayah adapula lahan pemda. Rencananya, saat ini developer ingin menggunakan sebagian lahan Masjid Terminal untuk dibangun menjadi terminal terpadu. Terminal terpadu tersebut merupakan wilayah terpadu yang akan menjadi pusat belanja (mall), apartemen, serta transportasi terpadu terdiri dari angkot, bus termasuk busway, dan kereta. Apabila rencana penggusuran tersebut benar-benar akan dilaksanakan maka bangunan Masjid Terminal yang akan tergusur adalah TK, SMP, Mesjid, Asrama yatim & janda, klinik, koperasi, bengkel, salon dan sablon. Untuk bangunan selain TK dan asrama sebenarnya memang berdiri di atas tanah pemda yang telah habis masa sewanya. Untuk bangunan yang berdiri di atas tanah pemda tersebut Masjid Terminal tidak akan memaksakan untuk mempertahankan.

Akan tetapi untuk asrama dan TK yang berdiri di atas tanah wakaf milik Masjid Terminal sampai saat ini pihak master masih melakukan negosiasi. Masjid Terminal menginginkan agar pihak developer tidak hanya membeli tanah tetapi menggantinya dengan membangun bangunan di tanah yang diinginkan. Tetapi pihak developer tidak menyetujuinya, pihak developer hanya ingin membelinya dengan harga yg lebih murah dari harga tanah di daerah tersebut atau membangun bangunan di tanah yang murah harganya tetapi tidak strategis untuk Masjid Terminal dikatakan strategis karena master terletak di dalam terminal dimana banyak masyarakat yg butuh diberikan pendidikan gratis. Akan ada lebih banyak kelas, kamar mandi, dan mushola yang akan tergusur danlahan master akan sangat sempit. Ironisnya, saat ini pihak developer menginginkan wilayah yang lebih luas lagi. Apabila lahan tersebut dibebaskan maka lahan yang lebih luas lagi benar-benar jatuh ke tangan developer bukan suatu hal yang tidak mungkin jika developer bisa mendapatkan seluruh lahan. Ketika seluruh lahan Masjid Terminal sudah benar-benar jatuh ke tangan developer bersiaplah akan semakin banyak masyarakat tidak berpendidikan.

Sekolah yang saat ini berada di areal seluas 4.200 meter persegi itu memiliki 2.400 siswa. Awalnya, sekolah tersebut bertempat di masjid dekat terminal. Oleh karena itu, masyarakat lebih mengenalnya sebagai sekolah Master. Sekolah itu sendiri terdiri dari tingkat dasar hingga menengah atas. Lulusannya juga sudah mencapai puluhan ribu. Banyak di antara mereka yang sudah lulus berhasil melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. Bahkan, mereka juga sudah menjalin kerjasama dengan universitas di Kuba untuk pertukaran pelajar. Sementara itu, pihak dari Dinas Perhubungan dan PT. KAI yang bertanggungjawab atas rencana penggusuran tersebut beralibi jika hal ini dilakukan demi kenyamanan publik. Seperti yang diungkapkan oleh Ignasius Jonan yang dikutip Detik.Com (22/5) ,” Ini demi kenyamanan penumpang. Yang akan kami targetkan untuk terus beralih kepada angkutan massal,” dalihnya. Memang, sudah semenjak setengah tahun terakhir ini penggusuran di kawasan transportasi umum milik negara digalakkan oleh pemerintah. Utamanya, para pedagang dan rumah yang berada di sekitar stasiun kereta api. Meskipun warga sekitar dan pedagang-pedagang merintih dan menjerit-jerit lahan usahanya digusur, PT. KAI tetap tidak bergeming.

Inilah segelintir kisah kaum marginal yang memperjuangkan haknya dalam menempuh pendidikan agar mendapatkan kehidupan yang layak dan bermartabat. Sebagai rakyat negeri ini, kita juga harus menerima kenyataan bahwa negara ini lebih kapitalis dari negara kapitalis diluar sana. Demi kepentingan dan menjaga pertumbuhan prekonomian yang baik, rakyat sedikit demi sedikit dikurangi hak-haknya. Akankah keadaan ini terus berlangsung? Akankah pendidikan di negeri Ibu Pertiwi ini menjadi barang mahal yang hanya dinikmati kalangan yang mempunyai uang saja? Terlalu naif jika hal itu terjadi. Melalui tulisan ini penulis mengajak kita semua agar lebih memperhatikan sesama dalam menjalani hidup bermasyarakat, dengan bermasyarakat, kita dapat mengetahui hal-hal yang tidak diajarkan dibangku sekolah maupun bangku perkuliahan. Dengan bermasyarakat kita mengetahu benar apa yang dibutuhkan masyarakat. Dari hal inilah masyarakat mengetahui dan merindukan sosok sederhana yang mereka kenal dan mampu membawa perubahan yang besar terhadap sektor kehidupan bangsa dan negara ini. Kiranya bukanlah orang yang menjadi pemimpin itu yang akan diakui oleh semua orang, melainkan orang yang diakui semua orang yang akan menjadi pemimpin. Selamat menyebar di muka bumi dengan kasih yang tulus dan hati yang ikhlas dalam berbagi terhadap sesama.

0 komentar:

Posting Komentar