"Di sini aku merangkai mimpi-mimpi yang berserakan. Kerasnya jalan
hidupku akan aku hiasi dengan warna-warni bunga yang aku petik dari
petuah dan nasehat. Semangat belajarku akan terus membara seiring helaan
nafas ini. Karena aku yakin… AKU PASTI BISA !!!"
Anonim
Ruangan Kelas Masjid Terminal yang terbuat dari gandengan Container
Tidak banyak dari kita yang benar-benar mengetahui bagaimana buruknya
pemerataan kesejahteraan masyarakat di luar sana. Kita sering
mendengar realita mengenai masyarakat yang tidak mampu walaupun
hanya
selayang pandang. Namun apakah kita telah benar-benar mengetahui apa dan bagaimana
hal-hal memilukan tersebut sebenarnya terjadi? Masjid Terminal (MASTER) merupakan salah satu
program kerja BEM FEUI Departemen Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang
memfokuskan pada kontribusi nyata mahasiswa FEUI dalam bidang pendidikan
kepada masyarakat, terutama remaja tingkat SMA yang memiliki kesulitan
finansial sedangkan anak itu hendak menempuh ujian masuk Perguruan Tinggi.
Penjaringan peserta didik program Master ini bekerja sama dengan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Tujuan diadakannya Master
adalah untuk mengubah paradigma kepada kaum marginal bahwa dengan finansial
yang terbatas mereka tetap dapat menempuh pendidikan di Perguruan
Tinggi. Dengan membantu mereka untuk dapat diterima di Perguruan Tinggi
idaman, pihak yang terkait dan juga pihak yang telah memberikan kebahagiaan dan secercah harapan
kepada mereka, serta membantu melahirkan calon pemimpin-pemimpin baru
untuk generasi yang akan datang. Mereka secara tidak langsung akan
membantu meningkatkan taraf hidupnya yang akan berimbas kepada
keturunannya di masa depan. Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat juga dapat diraih secara berlanjut dan berkesinambungan.
Mekanisme dari kegiatan ini yang pertama adalah perekrutan Sumber Daya Manusia yang akan bertanggung jawab dengan kegiatan Master yang terdiri dari mahasiswa FEUI. SDM yang digunakan terbagi menjadi dua bagian, yaitu mereka yang mengurusi segala kegiatan/ kebutuhan operasional seperti Humas, Biro Dana, Materi, Kestari, ataupun Konsumsi dan mereka yang menjadi staf pengajar. Staf pengajar pun adalah mereka yang mendaftarkan diri dengan cuma-cuma dan bersedia tidak menerima imbalan atas jasa yang telah dikerahkannya. Setelah itu penjaringan peserta didik juga dilakukan. Tahap selanjutnya adalah kegiatan mengajar intensif yang biasanya dilakukan di Masjid Terminal Depok. Tidak hanya kegiatan belajar, kegiatan ini meliputi usaha pembiayaan segala urusan pendaftaran dan pembelian formulir masuk Perguruan Tinggi. Dengan harapan agar peserta didik diterima masuk ke salah satu Perguruan Tinggi pilihannya, Master juga akan membantu mereka dalam hal pembiayaan kuliah per semesternya hingga lulus. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Master membantu dengan cara mencarikan dosen yang akan menjadi orangtua asuh, bantuan pihak Dekanat, dan melalui divisi Kesejahteraan Mahasiswa dari Fakultas di mana anak itu diterima.
A. Sejarah dan Perkembangan MASTER
Sekolah MASTER atau Sekolah Masjid Terminal didirikan pada tahun 2000
akan tetapi pembelajaran baru bisa berjalan sekitar tahun 2002.
Pendirian sekolah gratis itu berawal dari keprihatinan Nurrohim akan
nasib para anak jalanan di sekitar terminal Depok yang tak tersentuh
pendidikan karena keterbatasan yang ada pada mereka. Pria kelahiran
Tegal pada 3 juli 1971 yang sempat mengenyam pendidikan formal sampai
D-3 ini, tergugah ketika dia melihat banyaknya anak-anak usia sekolah,
remaja dan pemuda yang tidak bersekolah berkeliaran di terminal dan
sekitarya. Nurrohim beruntung memiliki modal untuk membuka usaha warung
tegal (warteg) di pasar dan terminal. Pasca krisis moneter 1998 dia
turut merasakan dampaknya, dari 20 warteg miliknya, tinggal empat warung
yang tersisa. Ketika itu terjadi pengangguran di mana-mana, termasuk di
Terminal Depok. Anak-anak yang orang tuanya terkena pemutusan hubungan
kerja (PHK) terpaksa putus sekolah. Sebagian lagi telantar di jalanan.
Dia berinisiatif menyelamatkan masa
depan anak-anak korban krisis ekonomi ini dengan mendirikan lembaga
pendidikan. Ketika itu dia berkenalan dengan empat sarjana di Masjid Al
Muttaqien yang terletak di Terminal Depok. Bersama mereka kemudian
pelan-pelan mengumpulkan orang yang ingin belajar. Lima orang ini
kemudian membagi tugas mengembangkan menjadi PKBM Bina Insan Mandiri,
tujuannya menampung mereka yang tidak mampu mendapat pendidikan yang
layak. Kini PKBM Bina Insan Mandiri memiliki 18 pengurus inti dan 60
sukarelawan tetap. Sekolah dengan luas tanah sekitar 6.000 meter 12
ruang kelas sebagian besar semi permanen, sebagian menempati bekas
kontainer memiliki sekitar 2.000 siswa. Pihak sekolah juga menyediakan
ruangan untuk tidur bagi 200 anak yang tidak memiliki tempat tinggal.
Bermula
dari pengajaran yang dilakukan di masjid terminal Depok, kini di
sekitar masjid tersebut sudah didirikan beberapa ruang kelas nonpermanen
untuk kegiatan belajar mengajar dari bantuan beberapa donatur. Dengan
motivasi yang kuat untuk membentuk masyarakat yang cerdas, mandiri,
kreatif dan berbudi pekerti yang luhur PKBM Bina Insan Mandiri
memberikan pendidikan gratis bagi para dhu'afa melalui pendidikan
kesetaraan. Tercatat 1200 warga belajar yang sedang mengenyam pendidikan
di PKBM Bina Insan Mandiri, mereka begitu antusias untuk mendapatkan
hak-hak pendidikannya yang selama ini terabaikan. Kehadiran PKBM Bina
Insan Mandiri telah menyelamatkan pendidikan siswa-siswi yang terancam
tidak dapat melanjutkan pendidikannya.dasar dan menengah.
Dengan
kerendahan hati PKBM Bina Insan Mandiri berusaha mengajak instansi yang
memilki kepedulian terhadap pendidikan anak bangsa untuk bermitra demi
mencerdaskan anak bangsa. Suasana belajar di Sekolah Masjid Terminal
sangat berbeda dengan sekolah umum lainnya. Sekolah Masjid Terminal atau
yang lebih dikenal dengan singkatan Master ini adalah sekolah gratis
yang memang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga dhuafa. Tak
heran banyak anak-anak yang bersekolah adalah anak-anak jalanan atau
anak-anak terminal yang sering kali sulit diatur. Sekolah Masjid
Terminal Depok atau yang bernama resmi Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Depok ini mengajarkan program Paket A, paket B dan
Paket C mulai dari TK, SD, SMP dan SMA, serta berbagai kursus secara
gratis kepada masyarakat.
B. Pencapaian MASTER
Keberhasilan yang telah dicapai oleh MASTER adalah sebagai berikut :
- Membangun kesadaran tentang pendidikan bagi anak-anak jalanan
- Membuka akses kepada masyarakat (khususnya masyarakat kelompok marginal) dalam bidang pendidikan dan kesehatan
- Memberikan pelayanan advokasi dalam bidang kesehatan, membuka lapang pekerjaan mikro disekitar sekolah MASTER
- Beberapa kali perwakilan siswa PKBM Bina Insan Mandiri menyabet juara olimpiade matematika tingkat Depok, sampai Provinsi Jawa Barat
- Film dokumenter berjudul “Sekolah Master, Sekolah Anak Jalanan”, juga yang menjadi finalis kompetisi Eagle Award.
Pihak-pihak
yang telah mendukung MASTER : ANTAM, Bank Permata, Tupperware, World Education,
UNHCR, Sampoerna Foundation, Hope For Our Children, Alcatel Lution,
dan lain sebagainya.
C. Tantangan MASTER : Ketika Asa Terbentur Kepentingan
Saat ini sekolah yang letaknya di Jalan Margonda no. 58 Terminal
Terpadu Depok itu terancam digusur. Beberapa waktu lalu, Rohim, pemilik sebagian tanah dari MASTER, didatangi pihak pemerintah bahwa areal yang ditempati oleh
yayasannya itu akan dijadikan perluasan terminal.. Jika dilihat dari
posisinya, Masjid Terminal memang terletak di posisi yang sangat
strategis untuk dijadikan lahan bisnis kota Depok. Akan tetapi
sebenarnya sebagian wilayah tanah Masjid Terminal sebenarnya adalah
tanah wakaf meskipun beberapa wilayah adapula lahan pemda. Rencananya,
saat ini developer ingin menggunakan sebagian lahan Masjid Terminal
untuk dibangun menjadi terminal terpadu. Terminal terpadu tersebut
merupakan wilayah terpadu yang akan menjadi pusat belanja (mall),
apartemen, serta transportasi terpadu terdiri dari angkot, bus termasuk
busway, dan kereta. Apabila rencana penggusuran tersebut benar-benar
akan dilaksanakan maka bangunan Masjid Terminal yang akan tergusur
adalah TK, SMP, Mesjid, Asrama yatim & janda, klinik, koperasi,
bengkel, salon dan sablon. Untuk bangunan selain TK dan asrama
sebenarnya memang berdiri di atas tanah pemda yang telah habis masa
sewanya. Untuk bangunan yang berdiri di atas tanah pemda tersebut Masjid
Terminal tidak akan memaksakan untuk mempertahankan.
Akan tetapi untuk asrama dan TK yang berdiri di atas tanah wakaf milik Masjid Terminal sampai saat ini pihak master masih melakukan negosiasi. Masjid Terminal menginginkan agar pihak developer tidak hanya membeli tanah tetapi
menggantinya dengan membangun bangunan di tanah yang diinginkan. Tetapi pihak developer tidak menyetujuinya, pihak developer hanya ingin membelinya dengan harga yg lebih murah dari harga tanah di daerah tersebut atau membangun bangunan di tanah yang murah harganya tetapi tidak strategis untuk Masjid Terminal dikatakan strategis karena master terletak di dalam terminal dimana banyak masyarakat yg butuh diberikan pendidikan gratis. Akan ada lebih banyak kelas, kamar mandi, dan mushola yang akan tergusur danlahan master akan sangat sempit. Ironisnya, saat ini pihak developer menginginkan wilayah yang lebih luas lagi. Apabila lahan tersebut dibebaskan maka lahan yang lebih luas lagi benar-benar jatuh ke tangan developer
bukan suatu hal yang tidak mungkin jika developer bisa mendapatkan seluruh lahan. Ketika seluruh lahan Masjid Terminal sudah benar-benar jatuh ke tangan developer bersiaplah akan semakin banyak masyarakat tidak berpendidikan.
Sekolah yang saat ini berada di areal seluas 4.200 meter persegi itu
memiliki 2.400 siswa. Awalnya, sekolah tersebut bertempat di masjid
dekat terminal. Oleh karena itu, masyarakat lebih mengenalnya sebagai sekolah
Master. Sekolah itu sendiri terdiri dari tingkat dasar hingga menengah
atas. Lulusannya juga sudah mencapai puluhan ribu. Banyak di antara
mereka yang sudah lulus berhasil melanjutkan ke berbagai perguruan
tinggi negeri dan swasta. Bahkan, mereka juga sudah menjalin kerjasama
dengan universitas di Kuba untuk pertukaran pelajar. Sementara itu, pihak dari Dinas Perhubungan dan PT. KAI yang
bertanggungjawab atas rencana penggusuran tersebut beralibi jika hal ini
dilakukan demi kenyamanan publik. Seperti yang diungkapkan oleh
Ignasius Jonan yang dikutip Detik.Com (22/5) ,” Ini demi kenyamanan penumpang. Yang akan kami targetkan untuk terus beralih kepada angkutan massal,” dalihnya. Memang, sudah semenjak setengah tahun terakhir ini penggusuran di
kawasan transportasi umum milik negara digalakkan oleh pemerintah.
Utamanya, para pedagang dan rumah yang berada di sekitar stasiun kereta
api. Meskipun warga sekitar dan pedagang-pedagang merintih dan
menjerit-jerit lahan usahanya digusur, PT. KAI tetap tidak bergeming.
Inilah segelintir kisah kaum marginal yang memperjuangkan haknya dalam menempuh pendidikan agar mendapatkan kehidupan yang layak dan bermartabat. Sebagai rakyat negeri ini, kita juga harus menerima kenyataan bahwa negara ini lebih kapitalis dari negara kapitalis diluar sana. Demi kepentingan dan menjaga pertumbuhan prekonomian yang baik, rakyat sedikit demi sedikit dikurangi hak-haknya. Akankah keadaan ini terus berlangsung? Akankah pendidikan di negeri Ibu Pertiwi ini menjadi barang mahal yang hanya dinikmati kalangan yang mempunyai uang saja? Terlalu naif jika hal itu terjadi. Melalui tulisan ini penulis mengajak kita semua agar lebih memperhatikan sesama dalam menjalani hidup bermasyarakat, dengan bermasyarakat, kita dapat mengetahui hal-hal yang tidak diajarkan dibangku sekolah maupun bangku perkuliahan. Dengan bermasyarakat kita mengetahu benar apa yang dibutuhkan masyarakat. Dari hal inilah masyarakat mengetahui dan merindukan sosok sederhana yang mereka kenal dan mampu membawa perubahan yang besar terhadap sektor kehidupan bangsa dan negara ini. Kiranya bukanlah orang yang menjadi pemimpin itu yang akan diakui oleh semua orang, melainkan orang yang diakui semua orang yang akan menjadi pemimpin. Selamat menyebar di muka bumi dengan kasih yang tulus dan hati yang ikhlas dalam berbagi terhadap sesama.
0 komentar:
Posting Komentar