Buka puasa bersama merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh sekumpulan orang yang ada dalam sebuah komunitas tertentu yang mereka ada didalamnya memiliki kesamaan, baik itu hobby, atupun untuk sekedar reuni bersama teman lama dalam
menyambubng komunikasi dan melepas rasa kangen. Kegiatan buka puasa bersama ini menjadi tradisi masyarakat bukanlah budaya baru di Indonesia. Tradisi buka puasa bersama di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu kala pada masa Kesultanan Palembang, yang pada waktu itu di masa Sultan Palembang I. Yoyok Wikromo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Mahmud Badaruddin I. Secara kultural masyarakat sejak dahulu sudah terbiasa buka bersama dengan keluarga sebagai komunitas kecil. Akan tetapi, fenomena yang ada pada saat ini buka puasa bersama hampir merata ada di Indonesia dalam komunitas yang cukup besar semisal yang diadakan oleh institusi swasta, institusi pemerintah, sampai masyarakat umum di wilayahnya masing-masing.
Lokasi berbuka bersama pada masa sekarang ini juga beragam, ada yang di rumah, di hotel, di kantor, di mall, di pasar tradisional, di terminal, di stasiun, di cafe, di masjid, sampai di lapangan terbuka.
Buka puasa bersama juga bukan hanya ada di Indonesia, karena di negara lain juga telah mentradisikan buka puasa bersama sebagaimana di Sudan. Di kota Khartoum, Sudan, masyarakat mentradisikan menggelar buka bersama di sepanjang jalan. Beberapa negara di Asia juga seperti itu, namun biasanya instansi pemerintah seperti Kedutaan Besar yang biasanya menyelenggarakan buka puasa bersama dengan WNI yang menetap secara permanen maupun untuk sementara waktu. Biasanya banyak warga di sana yang membawa makanan sendiri untuk berbuka di luar rumah saat bulan Ramadhan. Seusainya berbuka biasanya ditutup dengan membersihkan sisa atau bekas makanan dan ditutup dengan sholat maghrib berjamaah. Orang yang kaya dan miskin melebur bersama-sama menikmati kebersamaan buka bersama. Tradisi mereka telah ada selama bertahun-tahun sebagai sarana komunikasi dengan masyarakat yang lain.
Buka bersama yang ada di Indonesia dalam penyelenggaraannya biasanya satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Ada yang mengawali menanti buka bersama dengan diisi kultum agama, diskusi bebas, rapat khusus, tadarus Al Qur'an bersama, berdzikir bersama, mengajak berkeliling atau menyantuni yatim piatu dan fakir-miskin, dan aktivitas lainnya. Setelah melakukan makan bersama ada yang dilanjutkan dengan diskusi kembali, melanjutkan rapat, melakukan tadarus bersama lagi, berbincang-bincang atau yang lainnya. Lalu bubar, ada pula yang dilanjutkan dengan sholat isya dan tarawih bersama.
Biasanya, dalam berbuka puasa bersama ini memiliki kesamaan dengan mengadakan sholat maghrib berjamaah.
Model buka bersama yang berbeda-beda di kalangan masyarakat Indonesia ini barangkali mengikuti kebiasaan yang ada di lingkungannya masing-masing. Lingkungan pesantren atau madrasah tentunya lebih cenderung mengisinya dengan tadarus Alquran atau mengkaji agama, lingkungan organisasi lebih cenderung mengisinya dengan berdiskusi, dan seterusnya.
Manfaat buka puasa bersama
Buka puasa bersama ini tentunya sangatlah baik untuk mengisi ibadah puasa. Buka puasa sebagai bagian dari aktivitas di bulan Ramadhan, juga merupakan upaya meraih subhikmah berpuasa, yang di dalam buka puasa bersama pun terkandung hikmah tersendiri yang lebih spesifik.
Puasa yang di dalamnya terkandung hikmah sosial seperti adanya tuntutan berzakat, melalui buka bersama bisa dipahami untuk mempertegas yang demikian. Buka bersama bisa menjadi media sosial, sarana pelaksanaan ibadah yang tidak saja mahdhoh namun sekaligus menjalankan ibadah ghoiru mahdhoh.
Bagaimana Islam memandang fenomena buka puasa bersama ini?
Tujuan buka bersama, menurut saya merupakan upaya meraih
subhikmah berpuasa, yang di dalam buka puasa bersama pun terkandung
hikmah tersendiri yang lebih spesifik. Meskipun di dalam Liqa' Al-Bab Al-Maftuh karangan Ibnu Utsaimin halaman 237 menyebutkan bahwa "yang lebih baik adalah jangan
melakukannya". Sebab, para sahabat tidak melakukan cara seperti itu.
Cukuplah membangkitkan gairah masyarakat berpuasa sunnat melalui lisan
daripada melalui perbuatan.
Sebenarnya banyak sekali manfaat dengan diadakannya buka puasa bersama ini, misalnya mempererat emosionalitas (ukhuwah), meningkatkan semangat membantu orang lain, menjadi media fastabiqul khairat dengan di dalam buka bersama terdapat kegiatan ibadah secara kolektif, dan lain-lainnya. Dengan adanya unsur-unsur yang menjadikan buka puasa bersama ini memiliki manfaat tersendiri di dalam Ramadhan, sehingga memposisikannya sebagai tradisi yang baik yang selayaknya terus dilestarikan serta ditingkatkan kualitasnya. Unsur ukhuwah di dalam buka bersama misalnya, kandungan ini sesuai dengan apa yang tersebut di dalam firman Allah SWT, sebagaimana di dalam Al Qur'an, surah Ali ‘Imran ayat tiga yang artyinya :
Katakanlah, “Wahai Ahl Al-Kitab, marilah kepada satu kalimat kesepakatan yang tidak ada perselisihan di antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu apapun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling (tidak setuju), katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah (akuilah eksistensi kami) bahwa kami adalah orang-orang Muslim”
Rasulullah Saw sendiri meminta kepada umatnya agar melakukan ukhuwah sebagaimana tersebut dalam hadits yang cukup populer, yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari sahabat Ibnu Umar, “Seorang Muslim bersaudara dengan Muslim lainnya. Dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan dan seorang Muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan pula dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian.”
Kegiatan buka puasa yang dilakukan secara kolektif (berjamaah) ini
mungkin belum terdengar di masa sejarah Rasulullah Saw. Akan tetapi,
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya semuanya memiliki dasar hukum
agama yang jelas dan kuat. Dengan demikian, kegiatan ini sangatlah
bermanfaat dan diharapkan untuk bisa terus eksis. Alangkah lebih baiknya
apabila buka puasa bersama di bulan suci Ramadhan ini juga ditingkatkan
kualitasnya dan bisa dinikmati jamaah dalam skala yang lebih luas.
Semoga pemerintah juga memperhatikan tradisi ini.
0 komentar:
Posting Komentar