Senin, 17 Agustus 2015

Kolaborasi Fesyen dan Iman

Ilustrasi : data3.whicdn.com


Sekarang ini di media sosial sempat beredar foto sekelompok orang yang mirip laki-laki mengenakan jilbab namun pakaian yang digunakan sembarangan.Terlepas apa motif yang mereka gunakan dengan berpakaian seperti itu, entah ingin mengikuti fenomena j******s atau motif lainnya. Namun perlu ada yang kita harus sepakati dan luruskan bersama terlebih dahulu mengenai bagaimana fesyen berkolaborasi dengan keimanan. Sehingga isu tersebut tidak menjadi "bola panas" yang bisa dimanfaatkan oleh para monkey clickers agar bisa mengeyangkan perut mereka.


Pada dasarnya setiap muslimah itu diwajibkan mengenakan hijab yang sesuai aturan agama Islam. Ketika sebuah produk fesyen itu dikolaborasikan dengan keimanan, maka produk fesyen tersebut sudah sangat tersegmentasi karena berpadunya cita rasa fesyen dengan keimanan. Dengan demikian fesyen muslim telah menemukan karakternya sendiri. Inilah uniknya fesyen muslim, ketika fesyen jenis lainnya bisa digunakan oleh non muslim, namun fesyen lain itu tidak dapat membentuk identitas kemuslimahan seorang muslimah.

Ketika unsur fesyen dan keimanan ini coba dikolaborasikan, maka para desainer harus melihat tren yang ada saat ini. Tren yang ada saat sekarang ini adalah gaya dan cara berpakaian modern yang semakin tinggi. Sehingga membuat desainer fesyen muslim menciptakan inovasi terbaru fashion muslim di Indonesia. Para desainer dan pengusaha termotivasi untuk memenangkan hati para konsumen melalui produknya. Desain fesyen sangat penting untuk menentukan pemilihan konsumen. Jadi jika suatu merek memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen, maka merek tersebut telah masuk pada tingkatan yang tinggi dalam gaya hidup fesyen.

Setelah ide kolaborasi itu didapat, maka diaplikasikanlah ke dalam sistem fesyen. Dalam sistem fesyen, makna simbolisasi fesyen dapat dilihat melalui foto, tulisan, maupun busana yang sedang dikenakan. Simbolisasi-simbolisasi tersebut dimaknai dalam setiap momen baik sebelum maupun saat prosesi. Pada tataran gambaran pakaian, busana yang akan dikembangkan modelnya dapat dimaknai sebagai ekonomi budaya, dimana terjadi proses ekonomi dan praktis sebagai fenomena budaya. Hadirnya busana muslimah yang modern, ternyata mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat. dengan kemunculan fesyen muslim mulailah bermunculan Beauty Hijab Class, Salon Khusus Muslimah, dan lainnya karena produk yang dihasilkan tetap mengikuti pakem (aturan) keimanan dan tidak menyimpang dari aturan berbusana umat Islam.

Jadi kesimpulannya, jika gaya hidup menjadi sebuah kebutuhan yang dapat dinegosiasikan oleh sekelompok masyarakat tertentu yang memiliki kepentingan tertentu, maka gambaran atau citra tertentu bisa dicoba untuk membentuk image. Sehingga para muslimah tetap bisa terlihat anggun tanpa harus kehilangan identitas kemuslimahannya dihadapan publik. Kaum muslimah bisa membentuk identitas personalnya dengan eksperimen kecil di meja rias mereka, karena biasanya hijab, model pakaian, dan aksesorisnya didapat dengan membeli secara terpisah. Enjoy your experiment, girls!

0 komentar:

Posting Komentar