Senin, 10 November 2014

Kebangkitan dan Kepahlawanan

 ilustrasi : wallpaperscarf.com

Bangkit itu susah
Susah melihat orang susah
Senang melihat orang lain senang



Bangkit itu takut,
takut korupsi
dan takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu mencuri
Mencuri perhatiandunia dengan prestasi

Bangkit itu marah!
Marah ketika martabat bangsa dilecehkan!

Bangkit itu malu
Ma;lu jadi benalu
Malu karena minta melulu

Bankit itu tidak ada
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kataputus asa

Bangkit itu aku
Untuk Indonesiaku
(Dedi Mizwar, dalam sebuah iklan di TV Nasional)

Dalam permulaan kehidupan, setiap orang bukanlah pahlawan. Setiap orang hanyalah bintang kecil dalam bentuk yang berbeda. Namun apa hal yang terpenting dari sebuah kehidupan? Setiap orang memiliki interpretasi yang berbeda, namun garis besarnya adalah untuk mempertahankan hidup. Mempertahankan hidup bukan dengan kebencian dan keegoisan, namun dengan cara bertarung. Setiap kita akan mempertarungkan diri kita untuk mempertahankan impian yang telah kita gambarkan dalam benak kita. Ketika kita terjatuh dan tersakiti, maka segera lupakanlah rasa sakit itu disebelah mana dan jangan menunjuk apapun, sekalipun bagian tubuh itu yang sakit. Lihatlah kembali jalan yang dimana kita dapat menolong antara satu dengan yang lain. 

Ketika dunia ini telah terhubung dengan senyuman, maka senjata sekaliber apapun akan diturunkan. Naluri yang sebelumnya ingin menguasai, maka berganti jadi naluri berbagi. Dengan senyuman yang terhubung keseluruh dunia, langitpun akan bergetar karena setiap insan telah terhubung dan bangkit mengupayakan perdamaian dan kesejahteraan terwujud. Tidak ada lagi yang perlu ditakuti, setiap orang merasa terlindungi dengan setiap senyuman yang ada. Sekarang jalan masih terbentang jauh untuk menggapai segala harapan itu. Namun ketika jiwa dan raga telah bersatu dan menjunjung cinta, maka tidak mustahil menggapai angan dengan segenap rasa. Dengan demikian tumbuhlah kedamaian dalam kasih, abadi sepanjang masa. Setiap pahlawan yang gugur juga akan tersenyum menyaksikan dari alam kematian atas hasil dari jerih payahnya dalam mempertahankan bangsa. Selamat memperingati Hari Pahlawan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia 10 November 2014. 

0 komentar:

Posting Komentar