sumber gambar : khazanah.republika.co.id
Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi sosial kaum wanita di
bumi Ibu Pertiwi mengalami perubahan transisi dari yang sebelumnya bisa
dikatakan mengalami transformasi dari kehidupan tradisional menjadi sangat
modern. Budaya ketimuran yang sangat kental dengan nuansa
adat daerah
masing-masing berubah menjadi selama 69 tahun kemerdekaaan NKRI. Mengingat pada
masa penjajahan Belanda dan Jepang peran wanita masih sangat minim dalam
keluarganya karena suami yang mengatur semuanya. Zaman modern inilah saatnya
para ibu berperan dalam pembangunan ekonomi bangsa.
Peran seorang ibu dalam menopang ekonomi keluarga sangat penting,
bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga. Karena selama ini pemerintah
sendiri belum optimal memperhatikan hak-hak warganya. Khususnya para perempuan
yang berdomisili di pedesaan dan perkotaan. Mereka jarang mendapatkan pembinaan
serta bantuan dari pemerintah, tidak jarang posisi seorang ibu menjadi polemik
di tengah masyarakat.
Ketika mereka harus bekerja untuk mempertahankan dapur supaya tetap
mengepul. Bekerja serabutan akan dijalani, tidak peduli harus memeras keringat
dan membanting tulang, seperti pada kelas pekerja buruh tani, pedagang sayur,
penjahit dan lain-lain. Namun sayangnya jasa seorang ibu seringkali dihargai
jauh lebih rendah dari pada laki-laki, dengan anggapan bahwa kerja laki-laki
lebih berat. Dengan begitu, posisi kaum laki-laki dianggap sebagai raja di
dalam keluarga, masyarakat, organisasi, serta di tempat mereka bekerja, dan
perempuan sebagai batur (pembantu), tetap kukuh dan tidak tergoyahkan.
Pada praktiknya, jika ekonomi keluarga relatif lemah, misalnya
pendapatan suami relatif kecil, maka akan terjadi dilema. Dalam hal ini, kalau
suami keberatan atau melarang istri membantu mencari nafkah, maka larangan itu
akan menjadi lemah sifatnya. Larangan ini bisa dimaklumi sebab suami
seakan-akan tidak bisa memberi nafkah istrinya. Bila istri ingin membantu suami
mencari nafkah, konsekuensinya adalah istri tersebut harus bersedia berperan
ganda. Dalam hal ini istri harus bersedia memikul tugas rumah tangganya sebagai
seorang istri dan memikul tugas sebagai pekerja atau karyawan.
Saya juga sempat mengamati kondisi ibu-ibu dimasyarakat pedesaan
yang dimana tempat tersebut mengandalkan hujan untuk mengairi lahan pertanian sebagai
mata pencaharian warganya, yaitu Desa Cibarengkok, Kecamatan Cibeber, Cianjur,
Jawa Barat. Disana seorang ibu berperan dwi fungsi, selain mengurus semua
keperluan rumah tangga (pekerjaan domestik), mendidik anak, melayani suami,
mereka juga berperan mencari nafkah seperti membantu suami di sawah atau ladang
pertaniannya. Perempuan di pedesaan merupakan bagian dari sebuah masyarakat, perempuan
merupakan pasangan laki-laki dalam memakmurkan bumi dan merealisasikan sebuah
pemberdayaan.
Fenomena tersebut sering terjadi juga pada ibu-ibu diperkotaan,
tidak semata-mata karena kurang atau bahkan tidak tercukupinya kebutuhan dasar
rumah tangga mereka, namun kecenderungan perempuan perkotaan, khususnya para
istri-istri untuk mengembangkan diri dengan melakukan berbagai usaha sebagai
bentuk partisipasi mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam rumah tangga.
Dari keringat mereka itulah perputaran roda ekonomi masyarakat kecil berawal,
bahkan dari perempuan yang kuat itu sektor wirausaha negara kiuta dapat bergantung.
Artinya, ketangguhan ekonomi bangsa ini sangat bergantung pada peran mereka,
baik di kota maupun dipedesaan.
Jika kita melihat negara-negara yang mayoritas penduduk muslim
dengan ekonomi mapan, seperti Arab Saudi dan Kuwait tuntutan untuk dapat
bekerja dan memilih pekerjaan merupakan masalah utama. Di Arab Saudi, hanya 5%
perempuan bekerja dan terbatas pada pekerjaan zona domestik (seperti pekerjaan
keagamaan, pendidikan dan perawatan). Di Malaysia dianggap sebagai simbol
negara muslim yang berhasil memadukan tradisi dan modernitas dan potret
keberhasilan peran perempuan dalam pembangunan, walaupun masih ada
ketidakadilan dalam pendapatan karena laki-laki yang dituntut untuk bekerja
atau mencari nafkah.
Dalam kegiatan ekonomi pasti akan berbicara tentang Produksi,
Distibusi, dan Konsumsi. Ekonomi merupakan suatu kegiatan dimana titik temunya
pada suatu penawaran dan permintaan setiap individu. Berbicara permintaan dan
penawaran seharusnya memiliki titik temu yang seimbang. Dengan adanya
keseimbangan antara penawaran dan permintaan mungkin “tidak ada masalah”
sedangkan jika tidak terjadi keseimbangan maka akan menimbulkan dampak yang
signifikan. Dampak tersebut yang sering dialami masyarakat adalah kemiskinan.
Dengan adanya ungkapan bahwa wanita adalah tiang negara menunjukkan
bahwa kedudukan ibu dan perempuan lainnya sangatlah strategis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta tidak ada perdebatan mendasar
mengenai hal tersebut. Terlepas banyaknya kasus menyangkut perempuan, kita
sudah sepatutnya untuk mengkonstruksi seideal mungkin dalam sudut pandang yang
komprehensif. Perempuan pekerja yang disamakan artinya dengan pekerja perempuan
dapat memiliki makna sesuai dengan definisi pekerja seperti di sebutkan di atas
sebagai perempuan yang bekerja. Bekerja sesungguhnya merupakan perwujudan dari
eksistensi dan aktualisasi diri manusia dalam hidupnya.
Seorang ibu memiliki peranan yang penting dalam pembangunan
nasional. Derajat perempuan dalam meningkatkan perannya dalam pembangunan
nasional adalah dengan pemberdayaan. Pada pendekatan pemberdayaan ini,
diasumsikan jika ingin memperbaiki derajat perempuan, maka dibutuhkan upaya
untuk meningkatkan kekuasaannya dan untuk merubah nasibnya sendiri. Artinya,
pendekatan ini tidak hanya menghendaki pelibatan kaum perempuan itu saja
sebagai objek, tetapi juga sebagai pelaku aktif, sebagai orang yang merumuskan
sendiri apa yang menjadi kebutuhan mereka.
Beberapa ahli studi perempuan juga
menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan posisi tawar
perempuan adalah melalui pengorganisasian, yang dianggap sebagai langkah yang
paling kongkrit untuk dapat memberdayakan perempuan itu secara baik. Banyak
organisasi perempuan yang bermunculan di neraga kita, mulai dari tingkatan
ibu-ibu RT, PKK, sampai tingkatan koperasi wanita.
Jika pemerintah punya program 30 menit membersihkan lingkungan agar
masyarakat terhindar dari penyakit dan bencana banjir, pemerintah setempat
seharusnya juga bisa menerapkan program ibu berdaya dengan 2 jam setiap seminggu
sekali mengadakan kegiatan PKK yang produktif sebagai sarana aktualisasi diri
namun menghasilkan dengan cara membuat unit usaha bersama. Seperti contohnya di
Desa Cibarengkok, Cianjur, disana ibu-ibu sudah mempunyai program usaha bersama
untuk memproduksi kripik pisang dengan bahan alami sebagai komposisinya.
Dengan demikian sudah sepantasnya ibu-ibu dimanapun mereka berada
tetap berdaya dalam keluarga dan masyarakatnya. Sehingga memang diperlukan
peran pemerintah juga dalam mendorong pemberdayaan perempuan yang tidak hanya
sekedar bantuan materil saja, terlebih lagi ada anggaran yang mubazir dengan
membayar biaya iklan layanan masyarakat di televisi. Namun juga bisa berbentuk
hal yang berdampak signifikan seperti menemapatkan kader PKK untuk masyarakat
baik itu pedesaan maupun perkotaan yang senantiasa mendampingi dan mengevaluasi
kegiatan ibu-ibu agar tetap produktif. Baik itu seorang ibu rumah tangga yang
kerja secara domestik maupun yang juga merangkap menjadi wanita karir, baik
dihari hari biasa maupun di akhir pekan tetap bisa produktif.
Seorang ibu ada untuk keluarganya setiap hari, maka sudah
sepantasnya juga kita membantu ibu-ibu kita dengan tidak hanya mengingat ibu-ibu
kita pada satu hari tertentu saja, yang dinamakan hari ibu untuk mengaktualisasikan
dirinya atau memberi hadiah untuknya, dan juga bukan sekedar membantu memenuhi
kebutuhan keluarga semata. Melainkan juga dengan memuliakan ibu-ibu kita dengan
membentuk pola pikir maju dan pola tindak positif dalam mempersiapkan perempuan
untuk berpartisipasi secara kompetitif dalam ekonomi. Jangan sampai terulang
lagi kejadian seorang ibu rumah tangga yang menjual minuman keras seperti di
Merauke pada bulan Juni 2014 silam hanya karena terhimpit kebutuhan sehari-hari
yang tidak terpenuhi.
0 komentar:
Posting Komentar