Minggu, 07 Desember 2014

Pengusaha dan Pendiri Start Up : Dimanakah Posisimu Sekarang?


Gambar : briantracy.com
Mungkin sering dari kebanyakan kita mengidentifikasi bahwa pengusaha dan pendiri start up merupakan hal yang sama. Namun secara mekanisme terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan diantara dua jalan hidup yang mengutamakan keuletan dan gagasan ini. Suatu hal yang wajar jika kita mempertanyakan dimanakah posisi kita sekarang? Pengusaha? atau Pendiri Start up?

Secara terminologi entrepreneur atau Pengusaha adalah seseorang yang menetapkan untuk menemukan peluang bisnis dan menciptakan sistem bisnis untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut untuk keuntungan finansial. Definisi ini mengacu kepada arti pengusaha saja, bukan pengusaha sosial atau lainnya.

Jadi berdasarkan pengamatan dan observasi kecil-kecilan yang saya lakukan, betapa pentingnya definisi untuk mendeskripsikan suatu istilah baru. Definisi ini berguna karena cukup luas untuk mencakup siapa saja yang benar-benar mencoba untuk menciptakan bisnis yang layak. Akan tetapi tidak begitu luas jika hanya mencakup orang yang melakukan sesuatu atas inisiatif mereka sendiri dengan harapan mungkin beberapa hari dapat menghasilkan uang. 

Kemudian biasanya pengusaha akan membuat blog atau website yang mungkin beberapa hari bisa menghasilkan uang melalui iklan dan promosi lainnya. Pengusaha juga tidak memiliki nama domain yang unik untuk usahanya, namun biasanya memiliki ide untuk produk keren, atau mendaftarkan bisnis, mulai dari franchise maupun hak ciptanya. Itulah hal-hal yang dapat mengubah seseorang menjadi seorang pengusaha.

Hal yang terpenting adalah definisi tersebut tidak termasuk kepada siapa saja yang mencoba untuk menemukan peluang bisnis (baik itu melalui keberuntungan, penelitian yang ditentukan, hubungan pribadi, dll) dan melakukan pekerjaan yang berguna (baik dengan sendirinya atau melalui karyawan) yang menghasilkan jumlah uang yang cukup besar dan membuat perusahaan agar memiliki kesempatan mendapatkan keuntungan dengan beberapa produk.

Pendiri Start Up sebenarnya ada dalam posisi seorang pengusaha. Definisi yang cocok untuk seorang pendiri start up adalah orang yang menemukan start up itu sendiri. Mereka mendaftarkan bisnis dan menciptakan sesuatu yang mungkin berubah menjadi sebuah bisnis di beberapa bidang. Bahkan tidak mengubahnya menjadi sebuah bisnis sukses. Sejauh ini mereka terdengar sangat mirip pengusaha.

Hal yang membedakan pengusaha dan pendiri start up adalah tujuannya. Berwirausaha memang tidak terlepas dengan motif finansial. Untuk pendiri start up, motif finansial sering dinomorduakan. Mereka biasanya ingin mengubah dunia, membangun produk yang keren, menjadi terkenal, memiliki "pintu keluar" yang besar. Jadi jika hal itu bisa diterima masyarakat pada saatnya, mereka akan menikmati uang yang mereka buat dari start up sebagai efek samping dari karir yang mereka pilih.

Sebagian besar pendiri start up percaya bahwa mereka adalah pengusaha, bahkan jika start up mereka benar-benar dipisahkan dari realitas keuangan bisnis. Sekarang ini banyak dari mereka yang berpikir cukup ikut sebuah event dimana mereka bisa mendapatkan dana yang besar dari investor maupun perlombaan untuk membiayai start up yang mereka bangun. Hal tersebut menjadi bantalan finansial para pendiri start up. Disatu sisi hal itu merupakan kabar baik untuk investor dan mereka tahu bagaimana memainkan uangnya. Namun untuk pendiri start up, hal tersebut bisa menjadi tekanan bahkan resiko yang besar. Pendiri start up harus menguatkan identitas dan eksistensi start up-nya. Sehingga kegagalan start up sangat terkait dan punya ikatan dengan pendirinya. Jadi start up yang didanai itu selalu disertai dengan kemungkinan pendirinya tidak memiliki apapun seperti pada saat memulainya.

Ketika perbedaan ini sangat jelas, saya tidak bertujuan untuk mendiskreditkan para pendiri start up. Menurut saya start up adalah cara yang relevan dan sah-sah saja dalam membangun bisnis oleh para idealis terpimpin sebagai pengambil resiko. Suatu hari nanti saya juga akan mempertimbangkan untuk ada dalam permainan start up. Namun perlu dicatat juga start up bukan satu-satunya jalan untuk menjadi keren dan unggul. Karena selama saya hidup, sebagai orang yang realis terpercaya saya hanya menemukan fenomena memaksimalkan peluang untuk memperoleh keuntungan.

Ada risiko jauh lebih sedikit dalam pendekatan ini. Kita akan mengetahui apakah bisnis yang kita buat bekerja dalam beberapa bulan saja. Hal yang lebih menguntungkan secara emosional dan finansial. Keterampilan juga bisa ditransfer. Kita bisa menerapkan keterampilan pengusaha mana saja di dunia. Jalur pendiri start up hanya benar-benar layak di beberapa tempat di dunia sekarang ini, sebagian besar dari mereka di Silicon Valley dan sekitarnya.

Jadi agar seseorang berpikir kewirausahaan ditakdirkan untuk menciptakan bisnis hanya lebih kecil, ada banyak perusahaan raksasa di luar sana yang dimulai dengan jalan berwirausaha. Contohnya Apple, Microsoft, Facebook, Oracle, dan lain-lain. Tidak ada jaminan bahwa salah satu dari mereka akan menjadi raksasa hari ini tanpa tambahan modal. Akan tetapi jika mereka akhirnya gagal, pendiri mereka akan pensiun dengan kondisi kaya raya.

Berdasarkan pemaparan panjang dari pengamatan saya, jika kita ingin mulai dari posisi kelemahan (yaitu Anda miskin dan tidak terkenal), dan terutama jika kita tidak dalam lingkup start up seperti Silicon Valley. Hal itu akan membuat lebih banyak pertimbangan untuk memilih berwirausaha daripada memilih jalur start up. Jika kita melakukannya, jangan biarkan siapapun yang memilih rute start up memberitahu kita bahwa bisnis kita entah bagaimana kurang layak dari mereka. Karena dua jalan tersebut mempunyai pendekatan yang sama namun dengan profil resiko dan tekanan yang berbeda. Jadi, ada dimanakah posisimu sekarang?




2 komentar:

Eri mengatakan...

Kalau bapake Sawqi mau Startup di bidang apa ?

Btw tesis sudah amankah ?

elhasancorner mengatakan...

Rencananya mau dibidang IT mas eri, masih meraba pasar dan masih bisa berubah. Tesis masih mau ngajin seminar mas. hehe..

Posting Komentar