Rabu, 09 Oktober 2013

Pendidikan Yang Mendorong 6 : Belajar Pendidikan Dari Negeri Seribu Danau Part 2 - Selesai

Kali ini penulis akan berbagi pada sesi kedua dan ketiga, pembicaranya masih dari Finlandia. Kalau penulis kasih bagian yang dalam negeri, kiranya masalahnya tetap pada stagnasi dan pembelajaannya sudah kita ketahui, cukup klasik sebenarnya, yaitu masalah
sertifikasi yang belum bisa berimbas pada peningkatan mutu dari guru yang mendapatkannya dan kemudian masalah diaspora guru yang belum optimal untuk dikirim ke daerah pedalaman. Kiranya kita semua tahu benar masalah ini sebenarnya ada dimana.

Baiklah sekarang kita lihat sesi kedua, dengan pembicara Prof. Eroo Ropo, diawalai dengan pembahasan sejarah dan perkembangan pendidikan di Finlandia. Kemudian dia berpendapat bahwa guru di Finlandia diharapkan bimbing siswa menjadi individu yang sehat & mampu menjalani hidup dengan baik. Guru Finlandia diharapkan mendidik anak tentang nilai budaya, toleransi sesama, demokrasi, kesetaraan & partisipasi dalam masyarakat. Guru Finlandia diharuskan menghormati & menghargai keunikan siswa, kemampuan, bakat dan minat yang beragam. Sekarang masuk kepembahasan tentang sekolah di Finlandia, dia berpendapat sekolah-sekolah di Finlandia beroperasi dengan menggunakan kurikulum mereka sendiri yang diterima secara lokal. Kurikulum Finlandia terbuka terhadap kebutuhan dan nilai lokal, serta terbuka terhadap interpretasi guru.  Dengan harapan guru dapat menjalankan ketigga hal dibawah ini : 






Kurikulum Finlandia terbuka terhadap kebutuhan dan nilai lokal, serta terbuka terhadap interpretasi guru. Konten & program pendidikan guru di Finlandia ditentukan Universitas sendiri, tapi pemerintah memberikan rekomendasi. Guru Finlandia diharapkan menjadi profesional yang otonom dan diperbolehkan mengambil keputusan profesional di sekolah. Otonomi, tanggung jawab dan kepercayaan terhadap guru sangat ditekankan dalam sistem pendidikan di Finlandia. Guru Finlandia diharapkan berfokus mendidik siswa mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan bukannya berfokus pada nilai tes siswa. Ujian memang bisa membuat siswa belajar, tapi itu sisi ekstrinsiknya. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa mereka berfokus membangun motivasi intrinsik siswa. Mutu sistem pendidikan tidak mungkin melebihi mutu gurunya. Maksudnya mutu pendidikan tergantung mutu dari gurunya. Hal ini juga merupakan suatu bahan evaluasi untuk guru-guru, karena guru merupakan garda terdepan pertama yang berinteraksi langsung kepada murid dalam proses belajar-mengajar dikelas, dan lagi-lagi penulis berpikir dalam benaknya, apalagi yang menjadi kekurangan selama ada dikelas? Mungkin belum bisa membangun motivasi intrinsik, dan penulis berpikir masih banyak pengajar yang belum bisa seperti itu.

Selanjutnya sesi Jaana Palojarvi, Direktur Hubungan Internasional, Kementerian Pendidikan, Sains dan Budaya di Finlandia. Di awal pemaparannya, dia menyatakan bahwa pendidikan sangat dihargai di Finlandia dan biasanya kebijakan pendidikan mendapat dukungan konsensus politik secara luas. Finlandia berfokus menyediakan kesempatan setara bagi seluruh anak dari berbagai latar belakang, daerah, gender, sosio-ekonomi. Keyakinan dan kepercayaan sangat penting dalam pendidikan. Keyakinan dan kepercayaan terhadap pemerintah lokal dan sekolah-sekolah yang diberi peran besar. Mereka berfokus pada pembelajaran, bukan steering. Kebijakan pendidikan harus mnjamin semua orang agar dapat memperoleh kesempatan setara terhadap budaya, pendidikan bermutu dan hak penuh sebagai warga negara. Orang tua Finlandia memilihkan sekolah anaknya berdasarkan pada jarak kedekatan lokasi sekolah dari rumah. Karena negara menjamin bahwa semua sekolah itu baik. Kemudian bagian vitalnya adalah ketika dia berkata tidak ada ujian nasional terhadap hasil belajar, tidak ada pemeringkatan sekolah dan tidak ada sistem inspeksi. Evaluasi bukanlah testing terhadap hasil belajar yang dilakukan untuk menyediakan informasi bagi sekolah dan siswa berkembang. Sistem pendidikan Finlandia menunjang lifelong learning

Skema lifelong learning

Tidak ada dead ends / jalan buntu. Kemudian pernyataan vital berikutnya adalah dia mengatakan kalau mereka tidak ingin sekolah berkompetisi. Kami ingin sekolah bisa memperbaiki dirinya sendiri dengan dukungan dari kami. Lebih lanjut lagi dia berkata mantan presiden Finlandia ditanya soal rahasia pendidikan yang baik dan ia menjawab, "Ada 3, yaitu: guru, guru dan guru." Kemudian sesi berikutnya dari Kemendikbud, dan emaparan masalahnya seperti yang telah disampaikan di paragraf awal blog ini.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa betapa banyak "pekerjaan rumah" yang harus dilakukan oleh seorang guru yang tentunya ini bukanlah hal mudah. Untuk mendukung seluruh proses dan membenahi intrumen pada sistem pendidikan harus ada usaha yang sangat besar dari tiap pemangku kebijakan yang berwenang yang masing-masing punya peranan strategis dalam melakukan perbaikan dan pembinaan yang berkesinambungan. Kemudian dengan adanya jaminan dari pemerintah setiap sekolah itu baik juga perlu diterapkan dinegara ini. Pasalnya, dengan pemberian status Rintisan Sekolah Berstandar Nasional kepada sekolah tertentu akan berdampak pada kesetaraan itu sendiri. Pada akhirnya masyarakat berebut untuk menyekolahkan anak-anaknya di RSBN, walaupun masih banyak sekolah negeri yang lainnya, tapi status RSBN itu merupakan sebuah eksklusivitas yang harus dibagi porsinya kepada seluruh sekolah di negeri ini. Dengan proses penyeragaman dalam pendidikan tidak lagi ada maslah kesetaraan dari berbagai macam latar belakang ekonomi dan sosial.. 

Soal Ujian Nasional kiranya perlu ada peninjauan kembali atas kebijakan tersebut, mengingat besarnya anggaran untuk melaksanakannya namun hasilnya belum tentu sebanding pada proses pelaksanaannya yang masih mengalami kendala koordinasi antara pemangku kebijakan dengan percetakan yang memenagkan proyek untuk mengadakan perangkat kelengkapan ujian nasional seperti naskah soal yang mencapai 10 paket kode soal dan tentu saja lembar jawaban komputernya. Akhirnya menimbulkan teror yang berbentuk "kunci jawaban" berdasarkan 10 kode paket mata ujian yang beredar. Kiranya dengan menghentikan ujian nasional akan berdampak besar pada perkembangan pendidikan untuk bangsa ini, karena dengan mempercayai sekolah dan guru-gurunyalah pendidikan yang berdasarkan etos dapat dijalankan, dan pemerintah sebagai fasilitator dan mengawasi jalannya regulasi dan instrumen sistem pendidikan nasional yang telah direvisi nantinya. Mari kita kurangi waktu tidur dengan mengisinya dengan membaca dan berkarya pada core competence yang didalami dan saatnya berdedikasi untuk negeri demi masa depan anak cucu kita nantinya.

0 komentar:

Posting Komentar