Sabtu, 17 Agustus 2013

Hakikat Kemerdekaan : Sebuah Proses Menuju Kearifan dan Peradaban Bangsa




"Jika kekayaanmu masih sedikit, maka sumbangkanlah hatimu."
Pepatah Arab

17 Agustus itu, bukan hanya sekedar balap karung, makan kerupuk, minum teh botol berjama'ah,  main petasan, atau konvoi keliling kota. Tapi 17 Agustus itu adalah mengevaluasi persatuan bangsa dan sudah sejauh apa kita berbuat untuk bangsa. Pada tanggal 17 Agustus 2013 ini, Indonesia sudah mengalami berbagai macam hal baik suka maupun duka. Baik dari masalah dalam negeri, maupun pembelajaran dari negar-negara sahabat. Tentunya dengan pengalaman yang terjadi banyak pelajaran yang kita dapatkan untuk memperbaiki sistem dan tatanan masyarakat yang baik.
Namun pada kenyataannya, struktur hierarki sosial masyarakat Indonesia belum dapat memenuhi pengharapan dari masyarakat itu sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dinamisme dari hierarki masyarakat itu sendiri, faktor utama yang masih mendominasi yaitu belum meratanya distribusi kesejahteraan dalam masyarakat Indonesia.  sebenarnya hal ini adalah hal yang klasik yang sifatnya priobadi, karena terkait dengan karakter mentalitas yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Masih banyak masyarakat yang mengannggap bahwa di Ibukota itu bisa mendapatkan penghidupan yang layak, padahal Ibukota sendiri memiliki masalah yang pelik dalam tatanan geografis maupun sosialnya. Anggapan masyarakat itu bukan tanpa dasar, hal ini terjadi karena distribusi uang belum merata ke daerah-daerah yang ada di Indonesia. Semua kegiatan masih terkait pada ibukota, walaupun sudah ada industri yang sifatnya berikat dan mengharuskan masyarakat hidup secara rural system atau commuter dalam kesehariannya beraktifitas sebagai pegawai maupun pebisnis.

Disamping itu kondisi geografis juga mempengaruhi hal tersebut, dengan kondisi geografis yang beragam serta probabilitasnya juga cenderung bisa membentuk kebiasaan pada masyarakat tertentu. Sehingga tidak heran jika ada saja motif masyarakat yang ingin berurbanisasi menuju Ibukota dari desanya. Hal tersebut terjadi juga karena dorongan dari keluarganya, biasanya bersifat finansial dan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka tidaklah heran jika siang hari jumlah orang yang ada di ibukota mencapai angka 12 juta lebih, sedangkan pada malam harinya mencapai sembilan juta lebih.

Kemudian faktor dominan yang terakhir adalah faktor kesenjangan teknologi. Mengap bukan faktor kesenjangan sosial? Menurut hemat penulis, faktor kesenjangan teknologi sudah mewakili status sosial yang ada pada masyarakat modern sekarang ini. Penulis menganggap adanya pergeseran pandangan dimasyarakat modern sekarang ini bahwa dengan penguasaan teknoilogi yang lebih baik disuatu daerah maka masyarakat akan cenderung melakukan perpindahan ke tempat yang lebih baik pada hasil teknologinya. Karena teknologi sekarang ini sudah cukup kompetitif dalam perkembangannya. Teknologi yang ada sekarang ini sudah menjadi barang yang sifatnya primer, bukan lagi tersier. Anggapan inilah yang mendorong masyarakat untuk mendapatkan pendapatan yang lebih banyak lagi agar dapat memenuhi kebutuhan teknologi yang juga semakin meningkat.
Berdasarkan 3 hal yang telah penulis kemukakan diatas, betapa banyak tantangan yang belum kita ubah menjadi sebuah peluang yang dapat menjadi mercusuar pemerastu bangsa. Walaupun pendapatan Inflasi tahunan kita sudah mencapai 8%, percayalah bahwa itu bukan hal yang baik untuk ukuran negara berkembang, karena negara berkembang itu wajarnya memiliki inflasi sekitar 4%, hal itu terjadi karena ada faktor politis yang diterapkan para pemangku kebijakan diatas sana. Disamping itu, konsumsi kita akan beras juga sebaiknya dikurangi dan marilah kita mulai program diversifikasi menuju konsumsi jagung dan sebagainya mengingat beban impor beras kita juga sangat signifikan. Denga menjalankan program diversifikasi kita juga telah mendukung perkembangan dan riset pangan Indonesia yang efisien untuk kedepannya. Kemudian alangkah baiknya kita mulai saat ini mulai BERDIKARI, berdiri diatas kaki sendiri, karena dengan menjadi tuan di negeri sendiri merupakan sebuah keharusan demi tegaknya martabat bangsa. Perlahan-lahan mari kita mulai membangun lini kewirausahaan yang sesuai dengan kesenangan kita didarrah masing-masing, mari kita ciptakan lapangan pekerjaan dan mari secara perlahan kita geser dominasi perusahaan asing yang ada di negara ini.
Untuk kedepannya, penulis berharap pemerintah benar-benar tegas dan konsisten dalam menjalankan amanah konstitusinya sebagai pengayom masyarakat, disamping pemerintah juga mecanangkan dan melaksanakan program-programnya, penulis juga berharap pemerintah bisa menjadi barometer yang baik dalam mencerminkan karakter dan pembangunnan budi pekerti luhur. Sesungguhnya semua yang ada merupakan proses menuju peradaban bangsa yang lebih baik.

Apalah arti kata merdeka jika kita masih terbelenggu dalam "kepentiungan pribadi", jikalah hal ini disadari semua orang yang hidup di negeri ini, otomatis apapun peran yang dijalani, sekecil apapun profesinya, pasti akan menjalankan dan memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara Indonesia. Karena kemerdekaan merupakan cerminan dari keikhlasan dalam bekerja dan dalam hidup, yang berasal dari kearifan budi pekerti luhur yang kita miliki sebagai identitas dan kebanggaan bangsa kita. Memang benar jika berbicara itu lebih mudah daripada melakukannya, namun percayalah, selama masih ada niat dan perbuatan, maka selama itulah kita berproses, hati dan diri kitalah yang menjadi penentu apakah kita menikmati prosesnya atau tidak. Semoga kita semua dapat terus berkarya dalam mengisi kemerdekaan dan memperjuangkan kehormatanya yang bermartabat dan tidak hanya sekedar pencitraan saja, melainkan sebuah hasil nyata yang dapat bermanfaat untuk seluruh elemen masyarakat bangsa Indonesia. Karena negara kita ini terlalu besar untuk ditindas dan gagal dalam memperjuangakan hak atas kemerdekaannya maupun memperjuangkan negara yang mendukung kemerdekaan bangsa ini seperti Mesir. Dirgahayu 68 Tahun Indonesiaku!

1 komentar:

Puspita Nuari mengatakan...

68 tahun, Saw :)

Posting Komentar